Minggu, 14 April 2013

TUGAS WAWANCARA

BAB 1 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan instrumen penting dalam mempersiapkan generasi yang berguna, karena diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi peserta didik. Dengan adanya pendidikan, potensi peserta didik akan terus digali dan menghasilkan individu-individu yang cermat dan siap menghadapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang ada. Selain itu, mereka juga turut berperan dalam pembangunan bangsa. Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari peran seorang guru. Guru merupakan pendidik professional yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Umumnya, pendidikan guru didapat melalui jalur formal. Namun secara luas, setiap orang yang mengajarkan hal-hal yang dianggap penting juga dapat dikatakan sebagai seorang guru.
Guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar-mengajar yang nyaman, kreatif dan tidak monoton dari hari ke hari. Guru harus dapat menciptakan suasana komunikasi dua arah yang efektif, yang menuntut peran aktif peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, guru juga sebaiknya mencerminkan keterpelajaran, integritas pribadi, serta kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan mereka.
Namun, hal itu tidak terlepas dari persiapan yang harus dibuat guru sebelum mengajar. Beliau harus menguasai bahan ajar baik secara materi maupun tertulis sistematis. Saat mengajar, beliau harus dapat menguasai kelas dan peserta didik. Setelah itu, sebaiknya guru memberikan evaluasi kepada peserta didik yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam memahami dan menelaah materi pelajaran yang diberikan.
Pemberian materi saat proses belajar mengajar menuntut banyak aspek profesionalisme sebagai seorang guru. Guru harus dapat menjadi teladan, cerdas, berintegritas serta tidak menjadi superperson. Seorang guru juga diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan terbuka terhadap hal baru seperti penggunaan teknologi informatika, guna menyempurnakan kualitas belajar mengajar.
Maka, dapat disimpulkan bahwa guru diharapkan mengerti dan menerapkan prinsip paedagogi (seni mengajar) yang dicerminkan melalui gaya mengajar apa saja, asalkan dengan gaya tersebut beliau mampu membuat standar dan perilaku mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah dan benar.

BAB II HASIL WAWANCARA

1.  IDENTITAS GURU
Nama                                             : R.M.Hutagalung
Usia                                               : 63 tahun
Mata pelajaran yang diajarkan        : Kimia
Tanggal wawancara                         : 6 April 2013
Tempat dan Waktu wawancara        : Rumah Ibu R.M.Hutagalung, pkl 19.00 WIB

2.  HASIL WAWANCARA
Ibu R.M.Hutagalung merupakan teman ibu saya, maka saya memanggil beliau dengan sebutan ‘tante’. Wawancara ini berlangsung di kediaman Tante Hutagalung di daerah Namorambe,Medan. Wawancara ini berlangsung pada malam hari sekitar pukul 7 malam, dikarenakan kesibukan Tante Hutagalung dengan profesinya dan dikarenakan beliau juga memiliki beberapa kesibukan lainnya. Berikut verbatim wawancaranya :
Agiska         : Selamat malam Tante, maaf mengganggu malam-malam begini tan..
Tante Hutagalung   : Malam nak, iya gak apa-apa. Mari masuk, nak..
Agiska         : Iya tante, makasi tan.. tante, tadi Mama sudah telepon Tante ?
Tante Hutagalung   : Iya, tadi pagi Mama kamu sudah menghubungi Tante. Kamu mau nanya apa, nak?
Agiska         : Gini Tan, giska ada tugas kampus untuk mewawancarai guru. Tepatnya mata kuliah Paedagogi, Tan..
Tante Hutagalung   : Oh Paedagogi, iya iya.. Pertanyaan gimana rupanya,nak?
Agiska         : Bagaimana pendapat Tante mengenai pendidikan ?
Tante Hutagalung   : Menurut Tante, pendidikan itu adalah suatu hal yang dibutuhkan manusia untuk dapat bertumbuh dan berkembang dalam tiap aspek kehidupannya.
Agiska         : Oh, jadi menurut Tante pendidikan itu bisa sangat berguna ya Tan..
Tante Hutagalung   : Iya, benar sekali. Misalnya begini, dengan adanya pendidikan dalam arti manusia/individu memiliki pendidikan ia dapat menggunakannya untuk mencari pekerjaan sehingga ia tetap dapat menjalankan kehidupannya dengan baik.
Agiska         : Oh iya Tan, bener itu tan.. benar sekali. Aplikatif sekali ya Tan fungsi pendidikan ini.
Tante Hutagalung   : iya nak.. Karena begitulah tuntutan kehidupan jaman sekarang.
Agiska         : emm, selain itu tan apa motivasi Tante terkait dengan bidang pendidikan ini, Tan ?
Tante Hutagalung   : yah itu tadi nak, karena manusia itu harus hidup, berkembang dan mempertahankan kehidupannya. Tante yakin sekali setiap orang yang menerima pendidikan akan dapat mempertahankan kelangsungan kehidupannya, yah dengan cara menggunakan apa yang sudah ia pelajari di kehidupan sehari-hari yakni dengan bekerja dan mencari nafkah.
Agiska         : Iya tan, jadi bagaimana dengan individu yang tidak mengenyam pendidikan, Tan ?
Tante Hutagalung   : Nah, disinilah diperlukan peran besar pemerintah dan tentu saja guru-guru seperti Tante dalam berupaya semaksimal mungkin bagaimana menanggulangi orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan.
Agiska         : Maksudnya bagaimana, Tan ?
Tante Hutagalung   : Begini nak, dalam mengajar kita sebaiknya tidak berfokus terhadap apa yang kita dapatkan melainkan kita harus berfokus pada bagaimana kita dapat benar-benar menyalurkan seluruh pengetahuan kita terhadap peserta didik. Untuk upaya yang lebih besar, juga sangat dibutuhkan peranan pemerintah dalam pengalokasian dana yang merata dalam hal pendidikan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Agiska         : Benar-benar terbuka sekali cara berpikir Tante ya..
Tante Hutagalung   : Memang harus begitu nak, jaman semakin canggih kalau masih berpikiran serba tertutup yah bagaimana mau maju kita.
Agiska         : iya Tan, benar tan,,benar sekali.
Agiska         : Selanjutnya Tan, bagaimana sudut pandang Tante sebagai seorang guru dalam melihat peserta didik ?
Tante Hutagalung   : Peserta didik atau murid merupakan objek. Mereka adalah objek yang harus dididik tapi mereka juga harus dilibatkan dalam proses belajar-mengajar,misalnya sebagai seorang guru tidak boleh melulu hanya guru yang memberikan materi tetapi murid juga harus mengutarakan pendapatnya berkaitan dengan materi.
Agiska         : Oh, komunikasi dua arah ya Tan ?
Tante Hutagalung   : Iya nak, jadi prosesnya pun ga gitu-gitu saja.. lama-lama bosan juga kalau guru terus yang bercakap-cakap di depan.
Agiska         : Ahaha, iya Tan.. murid pun bosan. Lalu apalagi Tan ?
Tante Hutagalung   : Selain itu, mereka pun perlu dimotivasi untuk berupaya mencari informasi berkaitan dengan materi pelajaran.
Agiska         : Informasi gimana Tan ?
Tante Hutagalung   : Yah informasi berkaitan nak, kan sekarang udah serba canggih. Kan murid-murid bisa browsing dari internet.
Agiska         : Wah, berarti boleh bawa laptop atau menggunakan gadget ya Tan ?
Tante Hutagalung   : Ya boleh nak, jadi informasi yang didapat pun bertambah ga hanya itu-itu saja.
Agiska         : Jadi, Tante juga menggunakan fasilitas yang mendukung ya Tan?
Tante Hutagalung   : Pastinya nak, sebagai guru kita juga harus tau apa yang dilakukan murid kita, guru juga ga boleh kalah majunya nak. Guru harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan TIK sekarang sehingga kualitas sebagai pembimbing dan motivator pun semakin meningkat.
Agiska         : Ternyata Tante sangat-sangat memperhatikan aspek-aspek yang dapat mendukung ya Tan..
Tante Hutagalung   : Bisa saja kamu nak, namanya juga seorang guru. Kita bertanggung jawab atas kemajuan murid kita.
Agiska         : Selanjutnya Tan, apa filosofi Tante dalam mengajar ?
Tante Hutagalung   : Filosofi ya ? emm.. Mengajar adalah pekerjaan yang menyenangkan karena sebagai pengajar kita menjadi pemberi yang tak pernah kehilangan.
Agiska         : Benar juga ya Tan, seberapa banyak pun ilmu yang diberikan, sebagai seorang guru tidak akan pernah merasa kehilangan apapun.
Tante Hutagalung   : Iya nak, malahan kita bisa saling bertukar informasi dengan murid. Tidak ada salahnya kan ?!
Agiska         : Iya tan, tidak ada kata salah atau terlambat dalam belajar.
Agiska         : Pertanyaan terakhir tan, pendekatan apa yang Tante gunakan sewaktu mengajar ?
Tante Hutagalung   : Banyak nak, ada  ceramah, diskusi, praktek, hapalan dan pemberian tugas. Kalau berdiskusi, caranya begini. Nanti ada semacam presentasi, jadi per kelompok mencari informasi sesuai materi yang ditentukan dan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Nah kemudian akan ada tanya jawab. Dengan begitu, suasana belajar-mengajar pun tidak membosankan.
Agiska         : Iya ya Tan, kalau setiap kali Tante saja yang berbicara di depan pasti membosankan.
Tante Hutagalung   : Iya nak, mana ada yang mau dengar kalau begitu apalagi Tante mengajar anak SMA, taulah kan seperti apa.
Agiska         : Iya Tan hehehe. Sepertinya Tante benar-benar memahami bagaimana mengajar ya Tan..
Tante Hutagalung   : Ahaha, biasa saja kok nak.. Ada lagi pertanyaan kamu nak?
Agiska         : Engga ada lagi Tan, itu saja. Doain giska ya Tan, supaya bagus nilainya ehehehe..
Tante Hutagalung   : Iya nak, mudah-mudahan ya. Kalau ada yang kurang, nanti kamu telpon aja Tante jangan sungkan-sungkan.
Agiska         : Iya Tan, makasi banyak ya Tante. Giska permisi pulang ya Tan, sampai ketemu Tante..

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara pada Bab II, diketahui bahwa subjek wawancara merupakan seorang guru yang sangat mementingkan kemajuan murid-muridnya, khususnya dengan strategi –strategi mengajar berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK).

Apabila dikaitkan dengan kelima strategi mengajar pada bab Mengajar, Ahli Pedagogi, dan Paradigma Belajar, sub bab Paradigma Belajar, maka Ibu R.M.Hutagalung sudah menggunakan 3 dari 5 strategi yang ada yaitu :
-     Strategi 2       : Beliau menggunakan pendekatan ceramah dan menjelaskan materi kepada murid-muridnya. Beliau menyajikan informasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya secara matang, agar murid-murid mudah memahaminya.
-     Strategi 3       : Pada saat berdiskusi di kelas, beliau bersama-sama mencari dan menemukan pemecahan masalah berkaitan dengan pelajaran kimia baik melalui internet maupun praktik langsung di laboratorium kimia.
-     Strategi 4       : Adanya pembagian kelompok presentasi, yang berguna untuk dapat saling mendiskusikan materi yang ada. Sehingga pada saat dipresentasikan, kelas pun dapat mengeksplorasi pengetahuan dan materi.

Selain menggunakan ketiga strategi mengajar diatas, Ibu R.M.Hutagalung juga memenuhi 5 kualitas guru terbaik, yaitu :
a.    Confidence. Beliau yakin bahwa ia dapat menangani situasi selama mengajar. Ia yakin bahwa niat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Beliau juga yakin bahwa strategi mengajar yang ia gunakan dapat membantu meningkatkan kemauan murid untuk belajar, terlebih lagi dengan adanya modifikasi sesuai dengan kemajuan TIK.
b.    Patience. Beliau memiliki tingkat kesabaran yang cukup baik, mengingat murid yang ia ajar adalah remaja. Sehingga beliau merasa perlu memahami hal-hal yang dapat menarik keinginan remaja untuk belajar, dengan cara beliau pun mengikuti perkembangan penggunaan teknologi dalam proses belajar-mengajar.
c.    True compassion for their students. Beliau benar-benar terlihat mengasihi muridnya, hal itu terlihat dari banyaknya waktu yang ia gunakan untuk mencari dan mendalami materi kimia.
d.    Understanding. Beliau memiliki gaya mengajar yang fleksibel, tidak monoton sehingga dapat membangunkan niat belajar murid-murid. Terlihat dari berbagai bentuk strategi mengajar, seperti ceramah, diskusi, praktek,hapalan dan pemberian tugas.
e.  The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way. Beliau tidak menggunakan gaya mengajar yang sama di tiap pertemuan. Beliau memahami sifat dan karakteristik remaja pada umumnya, sehingga beliau tidak memberlakukan sistem pengajaran satu arah atau monoton yang dapat menurunkan kemauan belajar murid-muridnya.

BAB IV KESIMPULAN

Adapun kesimpulan berdasarkan hasil wawancara dan pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
1.     Pendidikan adalah suatu hal yang dibutuhkan manusia untuk dapat bertumbuh dan berkembang dalam tiap aspek kehidupannya.
2.    Pendidikan dapat digunakan untuk mencari pekerjaan sehingga manusia tetap dapat menjalankan kehidupannya dengan baik.
3.    Pengajar sebaiknya tidak berfokus terhadap apa yang didapatkan melainkan berfokus pada bagaimana pengajar dapat benar-benar menyalurkan seluruh pengetahuannyaterhadap peserta didik. Untuk upaya yang lebih besar, juga sangat dibutuhkan peranan pemerintah dalam pengalokasian dana yang merata dalam hal pendidikan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
4.    Peserta didik atau murid merupakan objek, yang harus dididik tapi mereka juga harus dilibatkan dalam proses belajar-mengajar,misalnya sebagai seorang guru tidak boleh melulu hanya guru yang memberikan materi tetapi murid juga harus mengutarakan pendapatnya berkaitan dengan materi.
5.    Murid perlu dimotivasi untuk berupaya mencari informasi berkaitan dengan materi pelajaran, khususnya dengan memanfaatkan kemajuan TIK yang ada. Misalnya dengan browsing dari internet sehingga informasi pun akan semakin bertambah.
6.    Guru harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan TIK sekarang sehingga kualitas sebagai pembimbing dan motivator pun semakin meningkat.
7.    Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan yakni ceramah, presentasi, diskusi, praktek, hapalan dan pemberian tugas.
8.    Komunikasi dua arah merupakan hal yang penting dalam proses belajar- mengajar.
BAB V TESTIMONI DAN SARAN

1.  TESTIMONI
·         Tugas wawancara ini melatih kemampuan saya dalam berkomunikasi dengan orang lain, khususnya dengan tujuan mencari tahu informasi dan sudut pandang orang lain.
·         Selain itu, wawancara ini juga mengubah persepsi saya mengenai individu yang lebih tua dari saya. Saya mengira pasti individu yang rentang usianya jauh diatas saya berpandangan tertutup terhadap hal-hal baru khususnya perkembangan teknologi.
·         Terakhir, saya merasa bahagia melihat ternyata sistem modifikasi pengajaran menjadi dua arah sudah diterapkan.

2.  SARAN
·         Sebaiknya dilakukan peng- up grade-an gaya mengajar guru-guru, khususnya melibatkan penggunaan TIK.
·         Pemerintah diharapkan melakukan penyerataan alokasi dana sekolah, sehingga tidak ada perbedaan sistem pengajaran baik di desa maupun kota.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Danim, Prof. Dr. Sudarwan Danim. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Penerbit Alfabet.





Tidak ada komentar: